Minggu, 17 Oktober 2010

Benarkah Nabi Adam as adalah manusia pertama. . . . ?

Di dalam ajaran kristen kedudukan Adam bukanlah seorang Nabi tetapi disebut sebagai manusia pertama, demikian pula anggapan sebagian umat islam. Benarkah demikian? Jika benar bgaimana dengan fosil-fosil yg ditemukan jauh sebelum Adam lahir?
Allah berfirman :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat "sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi" mereka berkata "mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji engkau dan menyucikan engkau? Tuhan berfirman" sesungguhnya aku mengetauhi apa yang tidak kamu ketahui" (Qs Al-Baqarah : 30 )

Dalam ayat diatas Allah menerangkan tentang kejadian sebelum Adam as diciptakan, dari ayat itu terdapat sebuah misteri benarkah Adam adalah makhluk baru yang benar-benar baru akan diciptakan? Jika benar mengapa Malaikat tau makhluk tesbut akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi? Kecuali sudah ada manusia sebelum Adam as.

Ayat-ayat Al-Qur'an dalam penciptaan manusia menggunakan dua istilah yang berbeda yaitu ALBASYAR dan ALINSAN, yang keduanya memiliki arti yang sama yaitu Manusia. Bedanya albasyar menekankan pada penciptaan fisik manusia secara langsung dari tanah sedang alinsan menekankan pada potensi dalam diri manusia dan proses penciptaanya ada dalam rahim. Allah berfirman dalam surat shaad : 71-73

" (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat. "Sesungguhnya Aku akan menciptakan Manusia (Al basyar) dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh ciptaanku hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud padanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya."

Dari ayat diatas timbul pertanyaan, siapakah makhluk baru yg lebih sempurna dan mulia dari al basyar, hingga Malaikatpun sujud padanya? Dan siapakah al basyar yang diciptakan lebih dulu dari al insan? Jadi dari ayat diatas dapat disimpulkan ada makhluk sebelum Adam as yang bernama al basyar yang Allah ciptakan langsung dari tanah dan ada makhluk yang sempurna dan mulia yang disebut Al insan. Dalam ayat-ayat Al Qur'an semua yang menerangkan proses kejadian manusia dalam rahim selalu menggunakan istilah al insan atau annas tidak pernah menggunakan istilah al basyar. Tentang fungsi rahim Allah berfirm
an.

"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakiNya. Tak ada Tuhan melainkan Dia. Dan yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Qs Ali 'imran : 6).

Dari firman Allah diatas jelaslah bahwa Dia menciptakan rahim untuk membentuk tubuh Manusia (al insan). Jika demikian bagaimana dengan Nabi Adam as yang merupakan al insan pertama? Apakah dia juga dibentuk dalam rahim dn juga dilahirkan? Allah menjawabnya dalam surat Ali 'imran ayat 59.

"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa disisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam dari tanah....."

Jika penciptaan isa adalah seperti penciptaan Adam, dapat disimpulkan bahwa Nabi Adam as juga diciptakan dalam rahim dan juga dilahirkan seorang ibu tanpa seorang bapak. Hal ini juga menunjukkan adnya manusia sbelum Adam (al insan) yaitu al basyar. Sedang kelahiran seperti itu disebut dengan "partenogenesis" yaitu bentuk reproduksi asexsual dimana sel telur berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Kemudian bagaimana dengan kejadian hawa? Allah berfirman :

" Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya..." (Qs Al A'raaf : 189).

Dengan demikian jelaslah bahwa Adam dan Hawa dibentuk dalam rahim yang sama ( kembar) sehingga secara genetika hawa juga melahirkan anak-anak kembar. Waallahualam..

Selasa, 30 Maret 2010

Dzuhur dimalam hari Tahajud disiang hari.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (Qs-Ali-Imron: 190).

"Dialah yang memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia maha mengetahui segala isi hati". (Qs-Al-Hadid: 6).

Sedulur-sedulur, Allah swt mengaruniai kita sebagai Al- Insan dengan akal, mengaruniai penglihatan untuk mengamati, mengaruniai pendengaran untuk mendengar dan mengaruniai hati untuk merasakan. janganlah kita lalai untuk memuji dan brsyukur atas segala rahmat-Nya, mengenali Kebesaran-Nya lewat tanda-tanda semua ciptaan-Nya.

Judul diatas sama sekali bukan untuk menyalahi hukum syariat atau bid'ah, tetapi hanya sebagai sarana mempelajari rahmat dan kebesaran Allah lewat tanda-tanda yang diberikan dalam peroses terjdinya siang dan malam.
Sedulur-sedulur mungkin selama ini kita kurang memikirkan mengapa harus ada siang dan malam? Atau kita hanya menganggap saat malam datang maka siang tidak ada demikian juga sebaliknya. Dalam firman Allah diatas kata "memasukkan" bukan berarti menghilangkan, jadi saat datang malam dalam jam (waktu) yang itu juga ada siang hari meskipun ada dalam belahan bumi yang lain. Sama halnya dimana ada pria pada jam (waktu) itu, juga ada wanita walau tidak berada dalam satu tempat dimana pria itu berada. Hal ini menunjukkan tiap-tiap sesuatu diciptakan Allah dalam keadaan berimbang atau selalu berpasangan. Allah berfirman:

"....kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang, maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang"? (Qs-Al-Mulk: 3).

Sedulur-sedulur pergantian siang dan malam terjadi karena adanya Rotasi bumi, siang terjadi saat permukaan bumi menghadap mataharì dan malam terjadi saat permukaan bumi membelakangi Matahari. Bagaimna jika bumi tidak berputar (rotasi)? Permukaan bumi yang menghadap matahari akan mengalami siang terus menerus sampai hari kiamat, hal ini akan mengakibatkan suhu bumi meningkat, lautan mendidih,semua akan membara bahkan bumi akan terbakar. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita dapat hidup? Sedang permukaan bumi yang membelakangi Matahari akan terjadi malam terus menerus sampai kiamat dan pasti semua permukaan bumi akan membeku. Allah berfirman:

"Katakan pula bagaimana sekiranya Allah menjadikan siang terus-menerus sampai kiamat? Siapakah selain Allah yang mendatangkan malam kepadamu yang kamu dapat beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikannya? Dan karena rahmat-Nya Dia jadikan untukmu malam dan siang supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Qs-Al-Qasas: 72-73).

Dengan demikian adanya pergntian malam dan siang merupakan rahmat dan karunia-Nya yang dapat difikir dengan akal karena itu jangnlah lalai untuk memuji dan bersyukur pada-Nya.

Sedang terjadinya malam dan siang slalu datang bersamaan walau dalam belahan bumi yang berbeda. Itulah yang dimaksud dengan Dzuhur dimalam hari dan tahajud disiang hari jika dipandang dari belahan bumi yang lain.

TOPONING NAFSU

Kita sebagai manusia dilengkapi nafsu oleh Allah sebagai kekuatan pembantu dalam diri. Adapun nafsu itu mempunyai kebaikan dan ada pula keburukannya. Dengn adanya nafsu kita bisa membersihkan diri,melakukan dan merasakan sesuatu didunia ini, Tapi nafsu juga bisa membuat manusia rugi, tersesat, putus asa, hancur iman dan ilmu. Untuk mengendalikan nafsu dalam menjalani hidup kita perlu "TOPO" (istilah dalam ajaran manunggal rasa sejati) karena nafsu inilah penyebab perbedaan perbuatan manusia ditiap waktu dan keadaan. Hari ini beriman belum tentu hari esok dan sebagainya.

Toponing nafsu kita lakukan dengan sikap "Rilo" (Ridlo) yaitu menerima segala keputusan Allah swt dengan rasa ikhlas dan gembira. Terciptanya sikap ridlo ini dapat tercipta dengan didahului sikap Qona'ah yaitu membuang harapan tehadap sesuatu yang belum ada dengan mencukupkan diri pada apa yang ada ditangan kita. Dengan ridlo dan qona'ah ini dapat membuang rasa kedongkolan dalam hati sehingga kita bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi berbagai masalah hidup.

Menurut Imam Gazali sabar merupakan sebuah maqom (kedudukan) satu tingkat diatas tingkatan-tingkatan orang-orang yang menempuh jalan tasawuf, yaitu kesadaran, keadaan dan perbuatan. Kesadaran adalah pangkal dari keadaan, sedang keadaan adalah menjadi sebab timbulnya perbuatan, karena itulah kesempurnaan sabar akan tercapai setelah adanya kesadaran yang diiringi oleh keadaan dan tindakan. Tentang kedudukan orang yang sabar Allah berfirman :

"Hendaklah kamu bersabar sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" ( al-anfal: 46 ).

Inilah janji Allah pada orang-orang yang sabar. Orang yang sabar bukanlah orang yang diam tidak berfikir, bukan pula orang yg apatis tapi orang yang menjalani hidup dengan hati rela (ridlo) penuh rasa percaya diri serta berserah diri pada kuasa Allah yang maha berkehendak.

Sebagai menungso yang sadar kedunungan sifating howo nafsu sangatlah penting untuk berhati-hati karena nafsu tidak mau menerima beban penderitaan, disaat itulah syaitan iblis la'natulloh menjajah hati manusia, mengusik hawa nafsunya dengan berbagai bisikan halus kedalam hati, karena itulah kita harus banyak-banyak "eling" pada gusti Allah jangan sampai mudah putus asa seberat apapun persoalan hidup yang kita hadapi. Sesungguhnya rahmat Gusti Allah lebih besar dari semua persoalan hidup yang menimpa diri kita.

Dalam hubungan antar manusia jangan mencemooh dan menjelek-jelekan keburukan orang lain, Bisa-bisa kita sendiri lebih para dari mereka. Kita juga harus ikhlas memberikan maaf pada orang yang berbuat salah pada kita karena dia masih punya hak dan kuwajiban untuk memperbaiki diri dan kembali pada jalan yang benar (OJO DAKSIO MRING SETRU).

Tujuan Utama Perjalanan Spiritual Shalat

Tujuan utama spiritual shalat adalah bermusyahadah (menyaksikan diri). Penghormatan dan persaksian seorang Kawulo kepada Gustinya dengan stinggi-tingginya. Disinilah adanya kerinduan untuk mengulang dan mengenang kembali, sebagaimana pada masa sebelum semua ini, sebelum kita tiba dirahim ibu dan sebelum ruh ditiupkan ke dalam jasad.
Kita diperintahkan membuat sumpah dengan pengakuan tulus.

Allah berfirman :

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari bani Adam keturunannya dari sulbinya dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya sendiri (atas pertanyaan) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab " Ya kami bersaksi !" (yang demikian itu) supaya jangn kamu kelak berkata dihari kiamat " Kami tiada mengetahui hal itu." (Qs. Al A'rof: 172).

Dari ayat diatas dapat di pahami sebagai sebuah kenangan yang mengharukan, ingin rasanya mengulang kembali penyaksian ini dan berhadapan wajah dengan Allah swt serta mendengar tutur kata-Nya dalam azal.

Allah berfirman:
"Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketingkat yang serendah-rendahnya." (Qs-Al tien: 4 - 5).

Ayat diatas menyatakan bahwa pada masa itu manusia masih bersifat nurani dalam azal yang diciptakan dalam sebaik baik bentuk, sebelum dikembalikan ketingkat serendah-rendahnya, yaitu didalam segumpal tanah yang diberi rupa. Sebuah kenangan yang memilukan dan mengharukan, apakah penyebabnya kita terpelanting jatuh ke dunia dan masuk ke dalam sebongkah tanah yg diberi rupa ini?
Kesadaran dan
Perjanjian itulah yang tetap kita pegang teguh selama di Dunia serta bersaksi minimal 5 (lima) kali dalam sehari semalam, kita ungkapkan persaksian kita dalam kalimah Syahadat dalam Tasyahud. Sekalipun kita sudah terperosok ke dalam dunia ìni, Tuhan kita tidak tergantikan oleh Tuhan-tuhan yang lain dan kita tidak mempertuhankan apapun selain Allah swt. Hanya kepada Allah kita mengabdikan diri sebagai hamba-Nya. Dialah tempat kita mencurahkan semua persoalan hidup, petunjuk-Nya kita jadikan sebagai pedoman hidup, sebesar apapun persoala, kita adukan pada-Nya dengan sungguh-sungguh. Dalam keadaan apapun hati ini tetap terjalin manunggal dengan Dia. Dengan demikian sumpah kita tetap sama sejak di alam "langgeng" sampai dialam duniapun Allah tetap Tuhan kita. demikian iman kita (Ma'rifatulloh bersaksi).

Rabu, 13 Januari 2010

MENGHADAP ALLAH BERSAMA DOSA

Selama ini banyak orang berpendapat bahwa untuk menghadap Allah harus benar-benar suci. Benarkah demikian? Adakah manusia yang suci selama-lamanya? Pernahkah disadari bahwa didalam tubuh kita trdapat darah, urine dan tahi yang semua itu adalah najis atau kotor? Bagaimana dengan berwudlu?

Rosulluloh bersabda :
"Barang siapa mengingat Allah ketika berwudlu,niscaya DISUCIKAN oleh Allah tubuhnya secara keseluruhan, Dan barang siapa tidak mengingt Allah (dzikirulloh) niscaya tidak disucikan selain yang kena air saja". (HR.Abd.Rozaq filjam ishaghir).

Dalam hadits diatas disebutkan bahwa dalam wudlu kita "disucikan" hal itu menunjukkan bahwa manusia itu selalu kotor dan tidak akan pernah suci selama-lamanya baik jiwa maupun raganya. Dan hanya Alloh yang akan membersihkan kotoran hati (dosa) pada siapa saja yang dikehendakiNya. Dengan hal inilah kita tumbuhkan kesadaran pada diri sendiri untuk menghadap Allah bagaimanapun keadaan kita, kita tidak boleh mengukur kehendak Allah berdasarkan praduga dan pemahaman kita sendiri. Adakah orang yang mengetahui kehendakNya di Dunia ini?

Orang yang tinggi derajatnya di hadapan Allah bukanlah dia yang ahli berbahasa Arab, bukan pimpinan suatu golongan, bukan pula ahli ilmu agama tetapi orang yang bertaqwa padaNya, orang-orang yang yakin bahwa Allah adalah dekat dan menjawab setiap doa serta mereka yang yakin bahwa mereka akan kembali padaNya. Hanya pada-Nyalah kita mohon bimbingan dan tuntunan. Keyakinan inilah yang harus kita jadikan prinsip agar tidak ada keraguan dan dapat menanbah kepercayaan diri dalam menghadap Allah swt.

Dengan demikian tidak ada lagi alasan kita tidak sholat,doa,dzikir dan ibadah lain sebab merasa banyak dosa. Kita sadarkan diri agar tetap menghadap Tuhan bagaimanapun adanya, karena kita adalah orang yang sedang menanti bimbinganNya, orang yang gelap hati menunggu penerangan, orang yang tersesat menunggu petunjuk, orang yang bodoh menunggu pengajaran, orang yang senang dengan kebias aan buruk menunggu pengobatanNya, orang yang hatinya penuh noda menunggu pembersihn dari-Nya. Kehadiran kita kepada Allah swt dengan perjuangan pengamalan ibadah sholat, doa, dzikir dan sebagainya untuk memohon bimbingan dan tuntunanNya. Semua kita jalankan dengan sungguh-sungguh bukan hanya untuk memenuhi kwajiban.
Allah berfirman;
"Hai manusia sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu,maka pasti kamu akan menemui-Nya" (QS. Al-An'am: 94).