"Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah Shalat untuk mengingat Aku" (Thåhå: 14).
Dari ayat diatas Allah telah memperkenalkan diriNya bahwa Dia satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan menyatakan kwajiban pada hambanya untuk selalu Shalat dalam keadaan 'eleng' (dzikirulloh). Shalat adalah aktifitas jiwa sarana brkomunikasi dengan Allah secara langsung tanpa perantara yang merupakan perjalanan ruhani menuju sang kholiq (mi'roj mu'min). Dengan demikian Shalat adalah Thariqot universal shahih yang diajarkan Kanjeng Rosulluloh saw yang wajib dilaksanakan oleh aliran apapun dalam Islam. Yang kita bahas disini adalah 'SHALAT' bukan rukun Shalat atau 'BACAAN' Shalat karena kita sudah mengetahuinya. Satu hal yang perlu diingat sudahkah Shalat kita benar-benar dalam keadaan eleng? Tanpa kita sadari Shalat yang kita lakukan selama ini hanya gerak kosong tanpa ruh Shalat, apakah akan kita jadikan Shalat kita seperti orang makan yang ditelan skaligus tanpa merasakannyadan tahu-tahu kenyang? Kalau hanya ingin 'MEMBACA' lafad Shalat kenapa harus Shalat?? Shalat sebenarnya telah mencakup bungkus dan isinya, yakni Syari'at, Thariqat, Hakikat dan Ma'rifatnya. Hal ini akan tercapai bila peshalat mempertebal rasa Ihsan dan mempunyai kesadaran bahwa selama Shalat brlangsung kita sedang brhadapan dengan Allah. Jalani Shalat dengan Tumo'ninah selaraskan antara fikiran dan hati karena hati yang tidak ikut menyaksikan badan wadag menjalankan ibdah Shalat bukan mustahil keagungan dicabut dari hati kita oleh-Nya.
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar