Selasa, 30 Maret 2010

TOPONING NAFSU

Kita sebagai manusia dilengkapi nafsu oleh Allah sebagai kekuatan pembantu dalam diri. Adapun nafsu itu mempunyai kebaikan dan ada pula keburukannya. Dengn adanya nafsu kita bisa membersihkan diri,melakukan dan merasakan sesuatu didunia ini, Tapi nafsu juga bisa membuat manusia rugi, tersesat, putus asa, hancur iman dan ilmu. Untuk mengendalikan nafsu dalam menjalani hidup kita perlu "TOPO" (istilah dalam ajaran manunggal rasa sejati) karena nafsu inilah penyebab perbedaan perbuatan manusia ditiap waktu dan keadaan. Hari ini beriman belum tentu hari esok dan sebagainya.

Toponing nafsu kita lakukan dengan sikap "Rilo" (Ridlo) yaitu menerima segala keputusan Allah swt dengan rasa ikhlas dan gembira. Terciptanya sikap ridlo ini dapat tercipta dengan didahului sikap Qona'ah yaitu membuang harapan tehadap sesuatu yang belum ada dengan mencukupkan diri pada apa yang ada ditangan kita. Dengan ridlo dan qona'ah ini dapat membuang rasa kedongkolan dalam hati sehingga kita bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi berbagai masalah hidup.

Menurut Imam Gazali sabar merupakan sebuah maqom (kedudukan) satu tingkat diatas tingkatan-tingkatan orang-orang yang menempuh jalan tasawuf, yaitu kesadaran, keadaan dan perbuatan. Kesadaran adalah pangkal dari keadaan, sedang keadaan adalah menjadi sebab timbulnya perbuatan, karena itulah kesempurnaan sabar akan tercapai setelah adanya kesadaran yang diiringi oleh keadaan dan tindakan. Tentang kedudukan orang yang sabar Allah berfirman :

"Hendaklah kamu bersabar sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" ( al-anfal: 46 ).

Inilah janji Allah pada orang-orang yang sabar. Orang yang sabar bukanlah orang yang diam tidak berfikir, bukan pula orang yg apatis tapi orang yang menjalani hidup dengan hati rela (ridlo) penuh rasa percaya diri serta berserah diri pada kuasa Allah yang maha berkehendak.

Sebagai menungso yang sadar kedunungan sifating howo nafsu sangatlah penting untuk berhati-hati karena nafsu tidak mau menerima beban penderitaan, disaat itulah syaitan iblis la'natulloh menjajah hati manusia, mengusik hawa nafsunya dengan berbagai bisikan halus kedalam hati, karena itulah kita harus banyak-banyak "eling" pada gusti Allah jangan sampai mudah putus asa seberat apapun persoalan hidup yang kita hadapi. Sesungguhnya rahmat Gusti Allah lebih besar dari semua persoalan hidup yang menimpa diri kita.

Dalam hubungan antar manusia jangan mencemooh dan menjelek-jelekan keburukan orang lain, Bisa-bisa kita sendiri lebih para dari mereka. Kita juga harus ikhlas memberikan maaf pada orang yang berbuat salah pada kita karena dia masih punya hak dan kuwajiban untuk memperbaiki diri dan kembali pada jalan yang benar (OJO DAKSIO MRING SETRU).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar