Kebanyakan Guru-guru aliran wahdatul wujud sebagaimana yang sering kita dengar ajarannya berhenti pada keyakinan bahwa "Tuhan ada dalam diri Manusia". Para penganutnya banyak yang terjebak dan tidak memfungsikan akal serta kecerdasannya
Dalam ajaran manunggal rasa sejati 8432/M dari keyakinan tersebut dikembalikan pada penafsiran yang benar "bahwa bila seseorang melakukan dzikirulloh suatu ketika jiwa mengarah langsung pada sang Maha Mutlak tanpa ada perantara apapun, jiwa menyelam dalam lautan tauhid dan mendapat Nur-Nya sehingga jiwa diliputi oleh-Nya atau sama artinya kita ada didalam Tuhan bukan Tuhan ada dalam diri kita.
Dalam ajaran manunggaling kawulo gusti mereka
menganggap "urip" sebagai Tuhan, keyakinan dan pendirian mereka tetap keras walau "urip" jelas berbeda dengan "Yang Maha urip", sehingga urip yang seharusnya menjadi "Tuan" atas diri berubah menjadi "Tuhan"atas diri. Sedulur-sedulur jamaah Marase, Sebuah kepercayaan apapun yang muncul dari emosional atau perasaan jika tanpa di imbangi rasional akan berakibat "berhenti" dalam kebingungan yang menyebabkan kefanatikan yang salah.
Dalam aliran jawa kita juga mengenal istilah "aku" dan "ingsun" yang pemahamannya disetarakan. Yang seharusnya "aku" adalah utusan yg mengelola pikiran, perasaan dan tubuh, disetarakan dengan "Ingsun" yang artinya sang pengusa atas makhluk. Dari penjelasan diatas jelaslah perbedaan kawulo dan gustinya, Titah lan sing nitahake, urip lan sing moho urip dan sebagainya.
Dalam ajarannya mereka juga tidak mempercayai adanya surga dan neraka, karena mereka menganggap dunia ini adalah kematian sehingga disinilah adanya surga dan neraka, sementara kematian bagi mereka adalah kehidupan dan dalam kehidupan tidak ada Surga-Neraka. Oleh karena itu mereka menginginkan mati dalam keadbn moksa. Hal ini dikarenakan mereka salah mengartikan kata "kembali kepada Allah" menjadi "kembali MENJADI Allah" padahal Allah tidak pernah membelah diri menjadi makhluk. Sedulur-sedulur jamaah Marase dari sdikit uraian diatas semoga dapat menambah iman dan tauhid kita. Mereka mempelajari, titising pati,awasing pati,kasampurnaning pati dan sebagainya. Ternyata dalam sejarah manusia belum ada yang bisa mati dalam keadaan moksa, semua penganut aliran wahdatul wujud,manunggaling kawulo gusti, sangkan paraning dumadi dan lain-lain semua mati dan masuk liang lahat, yang mati pasti masuk alam barzakh dan akan memasuki fase-fase dimensi alam selnjutnya sampai kelak masuk akhirat dan akan kembali pada Allah setelah seluruh alam semesta digulung olehNya bagai lembaran kertas. Wallahualam..
Kamis, 17 Februari 2011
SURGA & NERAKA TIDAK KEKEAL
Apakah Surga dan Neraka itu kekal? Sering kita mendengar ajakan untuk berbuat baik, melaksanakan perintah Agama agar kita masuk surga, kita juga diajak meninggalkan larangan agama agar tidak masuk Neraka. Ajakan itu tidak salah tapi kenapa terputus dan hanya berhenti di Surga dan Neraka? Bukankah Surga dan Neraka makhluk seperti kita juga? Banyak orang berpendapat bahwa orang yang berada di dalam Surga atau Neraka kekal selama-lamanya. Benarkah pendapat itu? Adakah makhluk yang kekal? Allah berfirman :
"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam Neraka di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih) mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi......
Adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya didalam Surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi.....
(Qs Huud : 106-108)
Apa yang dimaksud dengan kata"mereka kekal di dalamnya", siapa yang kekal? Orang-orangnya atau surga dan nerakanya?
Kemudian dilanjutkan dengan kata "selama ada langit dan bumi" jika demikian bagaimana bila bumi sudah tidak ada lagi dan langit di gulung seperti lembaran-lembaran kertas? (Qs Al-Anbiyaa : 104), masih adakah Surga dan Neraka?
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang ada dalam surga dan neraka kekal didalamnya selama masih ada surga dan neraka, sedangkan Surga dan Neraka akan berakhir juga sebagaimana makhluk Allah yang lain.
Tanpa sadar anak-anak di Mushola dan Masjid-masjid mengingatkan pada kita lewat puji-pujian "bahwa kita tidak kuat di neraka dan tidak pantas di Surga" lantas dimana seharusnya kita? hal itu makin menyadarkan pada diri kita bukan surga dan takut neraka tujuan ibadah kita pada Allah swt.
Allah berfirman :
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku" (Qs Thaahaa : 14).
Dari ayat diatas jelaslah bagaimana seharusnya tujuan kita beribadah, ibadahlah karena Allah karena Dia yang punya Surga dan takutlah pada Allah dengan adzab Nerakanya. Bila kita masih menganggap Surga dan Neraka itu kekal sama halnya kita menganggap Surga dan Neraka adalah Tuhan. Bukankah yang selain Tuhan swt adalah makhluk? Dan yang makhluk pasti tidak kekal.
Waallahualam..
"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam Neraka di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih) mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi......
Adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya didalam Surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi.....
(Qs Huud : 106-108)
Apa yang dimaksud dengan kata"mereka kekal di dalamnya", siapa yang kekal? Orang-orangnya atau surga dan nerakanya?
Kemudian dilanjutkan dengan kata "selama ada langit dan bumi" jika demikian bagaimana bila bumi sudah tidak ada lagi dan langit di gulung seperti lembaran-lembaran kertas? (Qs Al-Anbiyaa : 104), masih adakah Surga dan Neraka?
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang ada dalam surga dan neraka kekal didalamnya selama masih ada surga dan neraka, sedangkan Surga dan Neraka akan berakhir juga sebagaimana makhluk Allah yang lain.
Tanpa sadar anak-anak di Mushola dan Masjid-masjid mengingatkan pada kita lewat puji-pujian "bahwa kita tidak kuat di neraka dan tidak pantas di Surga" lantas dimana seharusnya kita? hal itu makin menyadarkan pada diri kita bukan surga dan takut neraka tujuan ibadah kita pada Allah swt.
Allah berfirman :
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku" (Qs Thaahaa : 14).
Dari ayat diatas jelaslah bagaimana seharusnya tujuan kita beribadah, ibadahlah karena Allah karena Dia yang punya Surga dan takutlah pada Allah dengan adzab Nerakanya. Bila kita masih menganggap Surga dan Neraka itu kekal sama halnya kita menganggap Surga dan Neraka adalah Tuhan. Bukankah yang selain Tuhan swt adalah makhluk? Dan yang makhluk pasti tidak kekal.
Waallahualam..
MENGENAL NAFSU AL-MARAH
Di dalam kehidupan ini kita sering menghadapi sebuah permasalahan yang sulit dan tiba-tiba membangkitkan rasa emosi dan kemarahan. Di tengah-tengah keluarga, di kantor maupun di tengah-tengah masyarakat, kita merasa sudah berusaha berbuat baik tetapi tetap saja di cela, di gunjing bahkan caci-maki dan fitnah. Secara naluriah hal-hal seperti inilah yang kerap memancing rasa kesal dan emosi pada diri kita.
Nafsu Al-amarah adalah salah satu nafsu dari empat nafsu yang ada dalam diri manusia selain nafsu Lawamah, Sobyah dan Mutmainah. Nafsu Amarah adalah nafsu yang menaruh pada keburukan, menyebabkan jiwa kotor dan selalu menyuruh pemiliknya untuk melakukan perbuatan dosa.
Dari unsur pembentuknya Amarah berasal dari anasir api yang berada di lubang telinga. Dengan telinga itulah manusia menangkap berbagai bentuk suara atau perkataan yang jelek dari obyek sehingga subyek marah dan tersinggung. Walau demikian amarah juga bisa berasal dari isyarat panca indra lainnya, misalnya pada saat mata melihat obyek yg tidak di inginkan atau kulit (tubuh) kita dipukul seseorang, ini biasa terjadi pada orang-orang tuna rungu maupun orang-orang yang secara fisik memiliki kesempurnaan.
Amarah bisa terjadi karena hati mendapat isyarat pengaduan dari panca indra, yang menyebabkan darah naik dan terjadilah emosi serta amarah.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa darah yang berunsur api inilah penyebab kemarahan yang ada dalam diri manusia.
Mengenai marah Nabi bersabda :
"Wahai Mu'awiyah janganlah marah-marah, karena kemarahan dapat merusak keimanan sebagaimana Bratawali dapat merusakkan Madu." (HR.Al. Baihaqiy).
Menurut hadits Nabi diatas marah-marah dapat merusak keimanan, karena dari marah itulah timbul berbagai penyakit hati, seperti Dengki, tamak, gibah, hilangnya akal sehat dan lain-lain.
Dengki berarti mengharap dan berupaya untuk menghilangkan kenikmatan yang diterima orang lain, kemudian Dari sifat dengki ini akan timbul penyakit lain yang bernama Gibah atau menggunjing, yang berarti menceritakan kejelekan-kejelekan orang lain yang benar-benar terjadi, bila kejelekan-kejelekan itu tidak nyata terjadi maka akan berubah menjadi Fitnah, dan akan menjadi Caci-maki bila kejelekan-kejelekan itu di sebutkan di depan orang yang bersangkutan.
Sifat Angkara yang satu akan terus melahirkan sifat angkara yang lain dan akan brakibat hilangnya akal sehat yang merupakan cahaya dalam hati, sehingga kita dapat membedakan mana yang haq dan mana yang batil.
Dari sedikit uraian di atas kiranya dapat menghantarkan kita pada derajat jiwa yang tenang ( Qs. Al Fajr : 27), Derajat jiwa yang ridlo dan diridloi (Qs. Al Fajr : 28), dan akhirnya mencapai derajat AN,NAFS AL-KAMILAH Yaitu jiwa yang sempurna diatas semua jiwa dan akan terus mengalami kesempurnaan selama hidup kita. Amien...
Wallahu a'lam..
Nafsu Al-amarah adalah salah satu nafsu dari empat nafsu yang ada dalam diri manusia selain nafsu Lawamah, Sobyah dan Mutmainah. Nafsu Amarah adalah nafsu yang menaruh pada keburukan, menyebabkan jiwa kotor dan selalu menyuruh pemiliknya untuk melakukan perbuatan dosa.
Dari unsur pembentuknya Amarah berasal dari anasir api yang berada di lubang telinga. Dengan telinga itulah manusia menangkap berbagai bentuk suara atau perkataan yang jelek dari obyek sehingga subyek marah dan tersinggung. Walau demikian amarah juga bisa berasal dari isyarat panca indra lainnya, misalnya pada saat mata melihat obyek yg tidak di inginkan atau kulit (tubuh) kita dipukul seseorang, ini biasa terjadi pada orang-orang tuna rungu maupun orang-orang yang secara fisik memiliki kesempurnaan.
Amarah bisa terjadi karena hati mendapat isyarat pengaduan dari panca indra, yang menyebabkan darah naik dan terjadilah emosi serta amarah.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa darah yang berunsur api inilah penyebab kemarahan yang ada dalam diri manusia.
Mengenai marah Nabi bersabda :
"Wahai Mu'awiyah janganlah marah-marah, karena kemarahan dapat merusak keimanan sebagaimana Bratawali dapat merusakkan Madu." (HR.Al. Baihaqiy).
Menurut hadits Nabi diatas marah-marah dapat merusak keimanan, karena dari marah itulah timbul berbagai penyakit hati, seperti Dengki, tamak, gibah, hilangnya akal sehat dan lain-lain.
Dengki berarti mengharap dan berupaya untuk menghilangkan kenikmatan yang diterima orang lain, kemudian Dari sifat dengki ini akan timbul penyakit lain yang bernama Gibah atau menggunjing, yang berarti menceritakan kejelekan-kejelekan orang lain yang benar-benar terjadi, bila kejelekan-kejelekan itu tidak nyata terjadi maka akan berubah menjadi Fitnah, dan akan menjadi Caci-maki bila kejelekan-kejelekan itu di sebutkan di depan orang yang bersangkutan.
Sifat Angkara yang satu akan terus melahirkan sifat angkara yang lain dan akan brakibat hilangnya akal sehat yang merupakan cahaya dalam hati, sehingga kita dapat membedakan mana yang haq dan mana yang batil.
Dari sedikit uraian di atas kiranya dapat menghantarkan kita pada derajat jiwa yang tenang ( Qs. Al Fajr : 27), Derajat jiwa yang ridlo dan diridloi (Qs. Al Fajr : 28), dan akhirnya mencapai derajat AN,NAFS AL-KAMILAH Yaitu jiwa yang sempurna diatas semua jiwa dan akan terus mengalami kesempurnaan selama hidup kita. Amien...
Wallahu a'lam..
Minggu, 17 Oktober 2010
Benarkah Nabi Adam as adalah manusia pertama. . . . ?
Di dalam ajaran kristen kedudukan Adam bukanlah seorang Nabi tetapi disebut sebagai manusia pertama, demikian pula anggapan sebagian umat islam. Benarkah demikian? Jika benar bgaimana dengan fosil-fosil yg ditemukan jauh sebelum Adam lahir?
Allah berfirman :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat "sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi" mereka berkata "mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji engkau dan menyucikan engkau? Tuhan berfirman" sesungguhnya aku mengetauhi apa yang tidak kamu ketahui" (Qs Al-Baqarah : 30 )
Dalam ayat diatas Allah menerangkan tentang kejadian sebelum Adam as diciptakan, dari ayat itu terdapat sebuah misteri benarkah Adam adalah makhluk baru yang benar-benar baru akan diciptakan? Jika benar mengapa Malaikat tau makhluk tesbut akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi? Kecuali sudah ada manusia sebelum Adam as.
Ayat-ayat Al-Qur'an dalam penciptaan manusia menggunakan dua istilah yang berbeda yaitu ALBASYAR dan ALINSAN, yang keduanya memiliki arti yang sama yaitu Manusia. Bedanya albasyar menekankan pada penciptaan fisik manusia secara langsung dari tanah sedang alinsan menekankan pada potensi dalam diri manusia dan proses penciptaanya ada dalam rahim. Allah berfirman dalam surat shaad : 71-73
" (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat. "Sesungguhnya Aku akan menciptakan Manusia (Al basyar) dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh ciptaanku hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud padanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya."
Dari ayat diatas timbul pertanyaan, siapakah makhluk baru yg lebih sempurna dan mulia dari al basyar, hingga Malaikatpun sujud padanya? Dan siapakah al basyar yang diciptakan lebih dulu dari al insan? Jadi dari ayat diatas dapat disimpulkan ada makhluk sebelum Adam as yang bernama al basyar yang Allah ciptakan langsung dari tanah dan ada makhluk yang sempurna dan mulia yang disebut Al insan. Dalam ayat-ayat Al Qur'an semua yang menerangkan proses kejadian manusia dalam rahim selalu menggunakan istilah al insan atau annas tidak pernah menggunakan istilah al basyar. Tentang fungsi rahim Allah berfirm
an.
"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakiNya. Tak ada Tuhan melainkan Dia. Dan yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Qs Ali 'imran : 6).
Dari firman Allah diatas jelaslah bahwa Dia menciptakan rahim untuk membentuk tubuh Manusia (al insan). Jika demikian bagaimana dengan Nabi Adam as yang merupakan al insan pertama? Apakah dia juga dibentuk dalam rahim dn juga dilahirkan? Allah menjawabnya dalam surat Ali 'imran ayat 59.
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa disisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam dari tanah....."
Jika penciptaan isa adalah seperti penciptaan Adam, dapat disimpulkan bahwa Nabi Adam as juga diciptakan dalam rahim dan juga dilahirkan seorang ibu tanpa seorang bapak. Hal ini juga menunjukkan adnya manusia sbelum Adam (al insan) yaitu al basyar. Sedang kelahiran seperti itu disebut dengan "partenogenesis" yaitu bentuk reproduksi asexsual dimana sel telur berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Kemudian bagaimana dengan kejadian hawa? Allah berfirman :
" Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya..." (Qs Al A'raaf : 189).
Dengan demikian jelaslah bahwa Adam dan Hawa dibentuk dalam rahim yang sama ( kembar) sehingga secara genetika hawa juga melahirkan anak-anak kembar. Waallahualam..
Allah berfirman :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat "sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi" mereka berkata "mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji engkau dan menyucikan engkau? Tuhan berfirman" sesungguhnya aku mengetauhi apa yang tidak kamu ketahui" (Qs Al-Baqarah : 30 )
Dalam ayat diatas Allah menerangkan tentang kejadian sebelum Adam as diciptakan, dari ayat itu terdapat sebuah misteri benarkah Adam adalah makhluk baru yang benar-benar baru akan diciptakan? Jika benar mengapa Malaikat tau makhluk tesbut akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi? Kecuali sudah ada manusia sebelum Adam as.
Ayat-ayat Al-Qur'an dalam penciptaan manusia menggunakan dua istilah yang berbeda yaitu ALBASYAR dan ALINSAN, yang keduanya memiliki arti yang sama yaitu Manusia. Bedanya albasyar menekankan pada penciptaan fisik manusia secara langsung dari tanah sedang alinsan menekankan pada potensi dalam diri manusia dan proses penciptaanya ada dalam rahim. Allah berfirman dalam surat shaad : 71-73
" (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat. "Sesungguhnya Aku akan menciptakan Manusia (Al basyar) dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh ciptaanku hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud padanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya."
Dari ayat diatas timbul pertanyaan, siapakah makhluk baru yg lebih sempurna dan mulia dari al basyar, hingga Malaikatpun sujud padanya? Dan siapakah al basyar yang diciptakan lebih dulu dari al insan? Jadi dari ayat diatas dapat disimpulkan ada makhluk sebelum Adam as yang bernama al basyar yang Allah ciptakan langsung dari tanah dan ada makhluk yang sempurna dan mulia yang disebut Al insan. Dalam ayat-ayat Al Qur'an semua yang menerangkan proses kejadian manusia dalam rahim selalu menggunakan istilah al insan atau annas tidak pernah menggunakan istilah al basyar. Tentang fungsi rahim Allah berfirm
an.
"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakiNya. Tak ada Tuhan melainkan Dia. Dan yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Qs Ali 'imran : 6).
Dari firman Allah diatas jelaslah bahwa Dia menciptakan rahim untuk membentuk tubuh Manusia (al insan). Jika demikian bagaimana dengan Nabi Adam as yang merupakan al insan pertama? Apakah dia juga dibentuk dalam rahim dn juga dilahirkan? Allah menjawabnya dalam surat Ali 'imran ayat 59.
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa disisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam dari tanah....."
Jika penciptaan isa adalah seperti penciptaan Adam, dapat disimpulkan bahwa Nabi Adam as juga diciptakan dalam rahim dan juga dilahirkan seorang ibu tanpa seorang bapak. Hal ini juga menunjukkan adnya manusia sbelum Adam (al insan) yaitu al basyar. Sedang kelahiran seperti itu disebut dengan "partenogenesis" yaitu bentuk reproduksi asexsual dimana sel telur berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Kemudian bagaimana dengan kejadian hawa? Allah berfirman :
" Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya..." (Qs Al A'raaf : 189).
Dengan demikian jelaslah bahwa Adam dan Hawa dibentuk dalam rahim yang sama ( kembar) sehingga secara genetika hawa juga melahirkan anak-anak kembar. Waallahualam..
Selasa, 30 Maret 2010
Dzuhur dimalam hari Tahajud disiang hari.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (Qs-Ali-Imron: 190).
"Dialah yang memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia maha mengetahui segala isi hati". (Qs-Al-Hadid: 6).
Sedulur-sedulur, Allah swt mengaruniai kita sebagai Al- Insan dengan akal, mengaruniai penglihatan untuk mengamati, mengaruniai pendengaran untuk mendengar dan mengaruniai hati untuk merasakan. janganlah kita lalai untuk memuji dan brsyukur atas segala rahmat-Nya, mengenali Kebesaran-Nya lewat tanda-tanda semua ciptaan-Nya.
Judul diatas sama sekali bukan untuk menyalahi hukum syariat atau bid'ah, tetapi hanya sebagai sarana mempelajari rahmat dan kebesaran Allah lewat tanda-tanda yang diberikan dalam peroses terjdinya siang dan malam.
Sedulur-sedulur mungkin selama ini kita kurang memikirkan mengapa harus ada siang dan malam? Atau kita hanya menganggap saat malam datang maka siang tidak ada demikian juga sebaliknya. Dalam firman Allah diatas kata "memasukkan" bukan berarti menghilangkan, jadi saat datang malam dalam jam (waktu) yang itu juga ada siang hari meskipun ada dalam belahan bumi yang lain. Sama halnya dimana ada pria pada jam (waktu) itu, juga ada wanita walau tidak berada dalam satu tempat dimana pria itu berada. Hal ini menunjukkan tiap-tiap sesuatu diciptakan Allah dalam keadaan berimbang atau selalu berpasangan. Allah berfirman:
"....kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang, maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang"? (Qs-Al-Mulk: 3).
Sedulur-sedulur pergantian siang dan malam terjadi karena adanya Rotasi bumi, siang terjadi saat permukaan bumi menghadap mataharì dan malam terjadi saat permukaan bumi membelakangi Matahari. Bagaimna jika bumi tidak berputar (rotasi)? Permukaan bumi yang menghadap matahari akan mengalami siang terus menerus sampai hari kiamat, hal ini akan mengakibatkan suhu bumi meningkat, lautan mendidih,semua akan membara bahkan bumi akan terbakar. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita dapat hidup? Sedang permukaan bumi yang membelakangi Matahari akan terjadi malam terus menerus sampai kiamat dan pasti semua permukaan bumi akan membeku. Allah berfirman:
"Katakan pula bagaimana sekiranya Allah menjadikan siang terus-menerus sampai kiamat? Siapakah selain Allah yang mendatangkan malam kepadamu yang kamu dapat beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikannya? Dan karena rahmat-Nya Dia jadikan untukmu malam dan siang supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Qs-Al-Qasas: 72-73).
Dengan demikian adanya pergntian malam dan siang merupakan rahmat dan karunia-Nya yang dapat difikir dengan akal karena itu jangnlah lalai untuk memuji dan bersyukur pada-Nya.
Sedang terjadinya malam dan siang slalu datang bersamaan walau dalam belahan bumi yang berbeda. Itulah yang dimaksud dengan Dzuhur dimalam hari dan tahajud disiang hari jika dipandang dari belahan bumi yang lain.
"Dialah yang memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia maha mengetahui segala isi hati". (Qs-Al-Hadid: 6).
Sedulur-sedulur, Allah swt mengaruniai kita sebagai Al- Insan dengan akal, mengaruniai penglihatan untuk mengamati, mengaruniai pendengaran untuk mendengar dan mengaruniai hati untuk merasakan. janganlah kita lalai untuk memuji dan brsyukur atas segala rahmat-Nya, mengenali Kebesaran-Nya lewat tanda-tanda semua ciptaan-Nya.
Judul diatas sama sekali bukan untuk menyalahi hukum syariat atau bid'ah, tetapi hanya sebagai sarana mempelajari rahmat dan kebesaran Allah lewat tanda-tanda yang diberikan dalam peroses terjdinya siang dan malam.
Sedulur-sedulur mungkin selama ini kita kurang memikirkan mengapa harus ada siang dan malam? Atau kita hanya menganggap saat malam datang maka siang tidak ada demikian juga sebaliknya. Dalam firman Allah diatas kata "memasukkan" bukan berarti menghilangkan, jadi saat datang malam dalam jam (waktu) yang itu juga ada siang hari meskipun ada dalam belahan bumi yang lain. Sama halnya dimana ada pria pada jam (waktu) itu, juga ada wanita walau tidak berada dalam satu tempat dimana pria itu berada. Hal ini menunjukkan tiap-tiap sesuatu diciptakan Allah dalam keadaan berimbang atau selalu berpasangan. Allah berfirman:
"....kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang, maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang"? (Qs-Al-Mulk: 3).
Sedulur-sedulur pergantian siang dan malam terjadi karena adanya Rotasi bumi, siang terjadi saat permukaan bumi menghadap mataharì dan malam terjadi saat permukaan bumi membelakangi Matahari. Bagaimna jika bumi tidak berputar (rotasi)? Permukaan bumi yang menghadap matahari akan mengalami siang terus menerus sampai hari kiamat, hal ini akan mengakibatkan suhu bumi meningkat, lautan mendidih,semua akan membara bahkan bumi akan terbakar. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita dapat hidup? Sedang permukaan bumi yang membelakangi Matahari akan terjadi malam terus menerus sampai kiamat dan pasti semua permukaan bumi akan membeku. Allah berfirman:
"Katakan pula bagaimana sekiranya Allah menjadikan siang terus-menerus sampai kiamat? Siapakah selain Allah yang mendatangkan malam kepadamu yang kamu dapat beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikannya? Dan karena rahmat-Nya Dia jadikan untukmu malam dan siang supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Qs-Al-Qasas: 72-73).
Dengan demikian adanya pergntian malam dan siang merupakan rahmat dan karunia-Nya yang dapat difikir dengan akal karena itu jangnlah lalai untuk memuji dan bersyukur pada-Nya.
Sedang terjadinya malam dan siang slalu datang bersamaan walau dalam belahan bumi yang berbeda. Itulah yang dimaksud dengan Dzuhur dimalam hari dan tahajud disiang hari jika dipandang dari belahan bumi yang lain.
TOPONING NAFSU
Kita sebagai manusia dilengkapi nafsu oleh Allah sebagai kekuatan pembantu dalam diri. Adapun nafsu itu mempunyai kebaikan dan ada pula keburukannya. Dengn adanya nafsu kita bisa membersihkan diri,melakukan dan merasakan sesuatu didunia ini, Tapi nafsu juga bisa membuat manusia rugi, tersesat, putus asa, hancur iman dan ilmu. Untuk mengendalikan nafsu dalam menjalani hidup kita perlu "TOPO" (istilah dalam ajaran manunggal rasa sejati) karena nafsu inilah penyebab perbedaan perbuatan manusia ditiap waktu dan keadaan. Hari ini beriman belum tentu hari esok dan sebagainya.
Toponing nafsu kita lakukan dengan sikap "Rilo" (Ridlo) yaitu menerima segala keputusan Allah swt dengan rasa ikhlas dan gembira. Terciptanya sikap ridlo ini dapat tercipta dengan didahului sikap Qona'ah yaitu membuang harapan tehadap sesuatu yang belum ada dengan mencukupkan diri pada apa yang ada ditangan kita. Dengan ridlo dan qona'ah ini dapat membuang rasa kedongkolan dalam hati sehingga kita bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi berbagai masalah hidup.
Menurut Imam Gazali sabar merupakan sebuah maqom (kedudukan) satu tingkat diatas tingkatan-tingkatan orang-orang yang menempuh jalan tasawuf, yaitu kesadaran, keadaan dan perbuatan. Kesadaran adalah pangkal dari keadaan, sedang keadaan adalah menjadi sebab timbulnya perbuatan, karena itulah kesempurnaan sabar akan tercapai setelah adanya kesadaran yang diiringi oleh keadaan dan tindakan. Tentang kedudukan orang yang sabar Allah berfirman :
"Hendaklah kamu bersabar sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" ( al-anfal: 46 ).
Inilah janji Allah pada orang-orang yang sabar. Orang yang sabar bukanlah orang yang diam tidak berfikir, bukan pula orang yg apatis tapi orang yang menjalani hidup dengan hati rela (ridlo) penuh rasa percaya diri serta berserah diri pada kuasa Allah yang maha berkehendak.
Sebagai menungso yang sadar kedunungan sifating howo nafsu sangatlah penting untuk berhati-hati karena nafsu tidak mau menerima beban penderitaan, disaat itulah syaitan iblis la'natulloh menjajah hati manusia, mengusik hawa nafsunya dengan berbagai bisikan halus kedalam hati, karena itulah kita harus banyak-banyak "eling" pada gusti Allah jangan sampai mudah putus asa seberat apapun persoalan hidup yang kita hadapi. Sesungguhnya rahmat Gusti Allah lebih besar dari semua persoalan hidup yang menimpa diri kita.
Dalam hubungan antar manusia jangan mencemooh dan menjelek-jelekan keburukan orang lain, Bisa-bisa kita sendiri lebih para dari mereka. Kita juga harus ikhlas memberikan maaf pada orang yang berbuat salah pada kita karena dia masih punya hak dan kuwajiban untuk memperbaiki diri dan kembali pada jalan yang benar (OJO DAKSIO MRING SETRU).
Toponing nafsu kita lakukan dengan sikap "Rilo" (Ridlo) yaitu menerima segala keputusan Allah swt dengan rasa ikhlas dan gembira. Terciptanya sikap ridlo ini dapat tercipta dengan didahului sikap Qona'ah yaitu membuang harapan tehadap sesuatu yang belum ada dengan mencukupkan diri pada apa yang ada ditangan kita. Dengan ridlo dan qona'ah ini dapat membuang rasa kedongkolan dalam hati sehingga kita bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi berbagai masalah hidup.
Menurut Imam Gazali sabar merupakan sebuah maqom (kedudukan) satu tingkat diatas tingkatan-tingkatan orang-orang yang menempuh jalan tasawuf, yaitu kesadaran, keadaan dan perbuatan. Kesadaran adalah pangkal dari keadaan, sedang keadaan adalah menjadi sebab timbulnya perbuatan, karena itulah kesempurnaan sabar akan tercapai setelah adanya kesadaran yang diiringi oleh keadaan dan tindakan. Tentang kedudukan orang yang sabar Allah berfirman :
"Hendaklah kamu bersabar sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" ( al-anfal: 46 ).
Inilah janji Allah pada orang-orang yang sabar. Orang yang sabar bukanlah orang yang diam tidak berfikir, bukan pula orang yg apatis tapi orang yang menjalani hidup dengan hati rela (ridlo) penuh rasa percaya diri serta berserah diri pada kuasa Allah yang maha berkehendak.
Sebagai menungso yang sadar kedunungan sifating howo nafsu sangatlah penting untuk berhati-hati karena nafsu tidak mau menerima beban penderitaan, disaat itulah syaitan iblis la'natulloh menjajah hati manusia, mengusik hawa nafsunya dengan berbagai bisikan halus kedalam hati, karena itulah kita harus banyak-banyak "eling" pada gusti Allah jangan sampai mudah putus asa seberat apapun persoalan hidup yang kita hadapi. Sesungguhnya rahmat Gusti Allah lebih besar dari semua persoalan hidup yang menimpa diri kita.
Dalam hubungan antar manusia jangan mencemooh dan menjelek-jelekan keburukan orang lain, Bisa-bisa kita sendiri lebih para dari mereka. Kita juga harus ikhlas memberikan maaf pada orang yang berbuat salah pada kita karena dia masih punya hak dan kuwajiban untuk memperbaiki diri dan kembali pada jalan yang benar (OJO DAKSIO MRING SETRU).
Tujuan Utama Perjalanan Spiritual Shalat
Tujuan utama spiritual shalat adalah bermusyahadah (menyaksikan diri). Penghormatan dan persaksian seorang Kawulo kepada Gustinya dengan stinggi-tingginya. Disinilah adanya kerinduan untuk mengulang dan mengenang kembali, sebagaimana pada masa sebelum semua ini, sebelum kita tiba dirahim ibu dan sebelum ruh ditiupkan ke dalam jasad.
Kita diperintahkan membuat sumpah dengan pengakuan tulus.
Allah berfirman :
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari bani Adam keturunannya dari sulbinya dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya sendiri (atas pertanyaan) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab " Ya kami bersaksi !" (yang demikian itu) supaya jangn kamu kelak berkata dihari kiamat " Kami tiada mengetahui hal itu." (Qs. Al A'rof: 172).
Dari ayat diatas dapat di pahami sebagai sebuah kenangan yang mengharukan, ingin rasanya mengulang kembali penyaksian ini dan berhadapan wajah dengan Allah swt serta mendengar tutur kata-Nya dalam azal.
Allah berfirman:
"Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketingkat yang serendah-rendahnya." (Qs-Al tien: 4 - 5).
Ayat diatas menyatakan bahwa pada masa itu manusia masih bersifat nurani dalam azal yang diciptakan dalam sebaik baik bentuk, sebelum dikembalikan ketingkat serendah-rendahnya, yaitu didalam segumpal tanah yang diberi rupa. Sebuah kenangan yang memilukan dan mengharukan, apakah penyebabnya kita terpelanting jatuh ke dunia dan masuk ke dalam sebongkah tanah yg diberi rupa ini?
Kesadaran dan
Perjanjian itulah yang tetap kita pegang teguh selama di Dunia serta bersaksi minimal 5 (lima) kali dalam sehari semalam, kita ungkapkan persaksian kita dalam kalimah Syahadat dalam Tasyahud. Sekalipun kita sudah terperosok ke dalam dunia ìni, Tuhan kita tidak tergantikan oleh Tuhan-tuhan yang lain dan kita tidak mempertuhankan apapun selain Allah swt. Hanya kepada Allah kita mengabdikan diri sebagai hamba-Nya. Dialah tempat kita mencurahkan semua persoalan hidup, petunjuk-Nya kita jadikan sebagai pedoman hidup, sebesar apapun persoala, kita adukan pada-Nya dengan sungguh-sungguh. Dalam keadaan apapun hati ini tetap terjalin manunggal dengan Dia. Dengan demikian sumpah kita tetap sama sejak di alam "langgeng" sampai dialam duniapun Allah tetap Tuhan kita. demikian iman kita (Ma'rifatulloh bersaksi).
Kita diperintahkan membuat sumpah dengan pengakuan tulus.
Allah berfirman :
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari bani Adam keturunannya dari sulbinya dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya sendiri (atas pertanyaan) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab " Ya kami bersaksi !" (yang demikian itu) supaya jangn kamu kelak berkata dihari kiamat " Kami tiada mengetahui hal itu." (Qs. Al A'rof: 172).
Dari ayat diatas dapat di pahami sebagai sebuah kenangan yang mengharukan, ingin rasanya mengulang kembali penyaksian ini dan berhadapan wajah dengan Allah swt serta mendengar tutur kata-Nya dalam azal.
Allah berfirman:
"Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketingkat yang serendah-rendahnya." (Qs-Al tien: 4 - 5).
Ayat diatas menyatakan bahwa pada masa itu manusia masih bersifat nurani dalam azal yang diciptakan dalam sebaik baik bentuk, sebelum dikembalikan ketingkat serendah-rendahnya, yaitu didalam segumpal tanah yang diberi rupa. Sebuah kenangan yang memilukan dan mengharukan, apakah penyebabnya kita terpelanting jatuh ke dunia dan masuk ke dalam sebongkah tanah yg diberi rupa ini?
Kesadaran dan
Perjanjian itulah yang tetap kita pegang teguh selama di Dunia serta bersaksi minimal 5 (lima) kali dalam sehari semalam, kita ungkapkan persaksian kita dalam kalimah Syahadat dalam Tasyahud. Sekalipun kita sudah terperosok ke dalam dunia ìni, Tuhan kita tidak tergantikan oleh Tuhan-tuhan yang lain dan kita tidak mempertuhankan apapun selain Allah swt. Hanya kepada Allah kita mengabdikan diri sebagai hamba-Nya. Dialah tempat kita mencurahkan semua persoalan hidup, petunjuk-Nya kita jadikan sebagai pedoman hidup, sebesar apapun persoala, kita adukan pada-Nya dengan sungguh-sungguh. Dalam keadaan apapun hati ini tetap terjalin manunggal dengan Dia. Dengan demikian sumpah kita tetap sama sejak di alam "langgeng" sampai dialam duniapun Allah tetap Tuhan kita. demikian iman kita (Ma'rifatulloh bersaksi).
Langganan:
Postingan (Atom)