Jumat, 25 Desember 2009

Belajar mengenal Allah berdasar potensi akal

Ketika proses penciptaan manusia telah sempurna, Allah meniupkan Ruh Al-Insan maka dengan ini Manusia dikaruniai hati(rasa) sebagai kontrol kesadaran dan pikiran sebagai potensi akalnya. Dengan hati inilah manusia bisa mendapatkan kesadaran (keyakinan iman) dan dengan akalnya manusia dapat mengambil pelajaran yang berharga dari perjalanan hidupnya, maka jadilah manusia sebagai "duta Ilahi" (kholifatulloh fil ardhy) yang membawa pesan-pesan Ilahiyah.

Dalam tulisan-tulisan yang lalu kita sudah belajar mengenali Allah melalui salah satu anugrah-Nya yang berupa hati (otak kanan) berdasar hakikat Ihsan berdasar sabda rosul. Sekarang kita belajar mengenal Allah melalui anugrah Al-Insan yang berupa akal. Yang dibahas disini bukan hakikat-Nya karena hakikat adalah urusan Allah, kita juga tidak membahas dzat Allah karena akan terbatas pada wujud dan sifatNya maka Nabi Muhammad saw melarang melakukan hal itu karena Allah bersifat mutlak dan sangat berbeda dengan makhluknya. Dengan demikian hanya dengan memikirkan ciptaanNya kita bisa mengenal yang menciptakannya. Sifat akal adalah "sebab akibat", akal akan selalu bertanya dan mencari "ADANYA SESUATU YANG TERCIPTA PASTI ADA YANG MENJADI SEBAB ADANYA". Bagaimana kita menjawab tentang adanya eksistensi Tuhan?
Kita mulai dari yang diciptakan, adanya sesuatu pasti ada yang menjadi sebab adanya karena tidak ada segala sesuatu yang ada dengan sendirinya, tidak ada perubahan dari tidak ada menjadi ada melainkan dengan sebab dan tidak mungkin sesuatu dapat menciptakan dirinya sendiri sebab sebelum menciptakan dirinya sendiri dia sendiri dalam keadaan tidak ada. Adanya ciptaan(wujud) membuktikan adanya Dzat yang wajib ada dan Dzat yang wajib ada itulah yang dinamakan Tuhan dan Dia tidak boleh lagi ditanyakan siapa yang menciptakan sebab bila ada yang menciptakan berarti dia bukan yang permulaan (awal) yang bukan permulaan (yang diciptakan)itulah yang dinamakan dengan makhluk.

Allah juga mengenalkan diri dalam Al-Qur'an

"Dialah Allah tiada Tuhan selain dia, yang mengetahui yang goib dan yang nyata, Dialah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja yang Maha suci, yang Maha sejahtera, yang mengaruniakan keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha kuasa, yang memiliki segala keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai asmaul husna. Bertasbih kepadanNya apa yang dilangit dan dibumi. Dan Dialah yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana.(al-Hasyr: 22-24)

Dalam ayat diatas Allah telah mengenalkan DiriNya bahwa Dia Maha segala-galanya, Maha mutlak yang berbeda dengan makhlukNya, diatas segala sesuatu dan tidak boleh dikatakan seperti sesuatu, yang Maha besar, Maha meyelimuti dan tidak ada yang bersifat demikian yang selin Allah.

Demikian seharusnya kita belajar mengenali exsistensi Tuhan dengan potensi akal yang dianugrahkan kepada kita sebagai kelengkapan Al-Insan. Mungkin kita sering mendengar sebagian orang mengatakan bahwa Allah berada dalam diri manusia, dalam kisah para wali dijawa tersebutlah nama Syeikh Siti Jenar, dalam sejarah para sufi tersebutlah nama Al-Hallaj yang terkenal dengan ucapanya "Ana Al-Haqq" ( Akulah Tuhan Maha Benar). Dalam pandangan umum könsep ini dinamakan WIHDATUL WUJUD. Sementara MARASE Berprinsip TAUHIDTUL WUJUD yaitu sebuah sikap dan prinsip ketuhanan yang lurus dan bersih dengan berdasar kalimah "laa Illaha Ilaulloh". Ajaran Marase tidak menyalahkan hal itu tapi haruslah dilanjutkan "Bahwa Allah ada dalam diri manusia juga ada di bintang, bulan, samudra dan laìn-lain karena Allah ada dimana-mana, meyelimuti segala sesuatu dan Alam semesta ada didalam gegamanNya". Allah Maha tidak terbatas sedang manusia ada dalam keterbatasan. Mungkinkah yang maha tidak terbatas bersemayam dalam manusia yang terbatas? Bagaimana akal kita menjawab semua ini? Agama sejalan dengan akal, dzikir imbang lawan fgkir dan beramal harus beserta ilmunya.

Waullohualam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar